Kondisi Kerja


Pengertian kondisi kerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:105) dalam (repository.uin-suska, 2018) adalah “semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja”.

Menurut Isaken, S.G Dorval K.B dan Treffeinger, D.J yang dikutip oleh Suswati (2002) bahwa kondisi kerja yang kondusif meliputi beberapa dimensi seperti:
  • Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan.
  • Kebebasan mengambil keputusan.
  • Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru.
  • Memberi peluang untuk mencoba ide-ide baru.
  • Tinggi rendahnya tingkat konflik.
  • Keterlibatan dalam tukar pendapat.
  • Kesempatan humor bercanda dan bersantai.
  • Tingkat saling kepercayaan dan keterbukaan.
  • Keberanian menanggung resiko/siap gagal.

Berdasarkan dimensi-dimensi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif sebaiknya peusahaan memiliki dimensi-dimensi seperti yang telah disebutkan di atas. Sehingga dengan terciptanya kondisi kerja yang baik maka diharapkan dapat meningkatkan motivasi karyawan.

A. Kondisi  Fisik  Kerja

  • Iluminsai/Penerangan
  • Warna
  • Bising/Noise
  • Musik dalam Bekerja

B. Kondisi Lama Waktu Kerja

  • Jam Kerja
  • Kerja Paruh Waktu
  • 4 Hari Kerja perMinggu
  • Jam Kerja Shifting

C. Sistem Mesin Manusia

Sistem Mesin-Manusia adalah sistem dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Masing-masing komponen (komponen manusia saja, atau komponen mesin saja) tidak berarti tanpa adanya komponen yang lain sebagai pelengkapnya.

Ada dua macam sistem mesin manusia, yaitu sistem mesin manusia yang ber-ikal-terbuka dan yang ber-ikal-tertutup (open-loop dan closed-loop menmacine system).

Pada ikal terbuka suatu masukan memasuki titik tertentu, membuat suatu mekanisme kembali bekerja, dan terjadilah suatu kegiatan tertentu. Misalnya sistem alat pengaman kebakaran (overhead sprinkler system) yang kita temukan dalam ruang-ruang gedung bertingkat. Sedangkan sistem ikal tertutup sebaliknya, merupakan sistem yang dapat mengatur diri sendiri. Misalnya ruangan dengan sistem pendingin (AC dengan alat termostat).

Sistem mesin manusia yang ber-ikal-tertutup lebih efisien dari pada sistem ber-ikal-terbuka. Tugas dalam merancang sistem mesin manusia ialah guna menentukan cara yang paling efektif untuk menyajikan keterangan kepada operator manusia dengan menggunakan peragaan penglihatan, peragaan pendengaran atau peragaan perabaan.  Tugas lain dalam merancang sistem mesin manusia ialah untuk merancang ruang kerja (work space).

Di pabrik-pabrik pembuatan mobil di Jepang digunakan banyak robot untuk mengantikan manusia dalam proses perakitan mobil. Namun demikian peran manusia tidak dapat seluruhnya diganti oleh mesin. Manusia, dengan perkembangan teknologi ini, akan menghadapi mesin yang lebih canggih dan lebih majemuk.


D. Penyajian Informasi

Dalam merancang konstruksi mesin, yang pengaruhnya besar terhadap efisiensi kerja, ialah keputusan yang harus di ambil tenteng perga apa yang akan digunakan (peraga penglihatan atau pendengaran) sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia serta bagaimana bentuk peraga tersebut.

Penetapan dari saluran komunikasi antara mesin dan manusia tergantung pada :

  • Jenis informasi yang harus di alihkan dengan cara bagaimana informasi akan digunakan
  • Lokasi dari tenaga kerja
  • Lingkungan tempat tenaga kerja beroperasi
  • Sifat dari alat indra itu sendiri (sifat kuping dan mata)

E. Fungsi Kendali

Sama pentingnya dengan penggunaan peraga yang tepat   pada  rancangan dan konsturksi mesin ialah penggunaan alat-alat operasi atau alat-alat kendali pada rancangan dan konstruksi mesin. Dalam kebanyakan system mesin-manusia, operator menerima informasi melalui beberapa alat-alat inderanya, mengolah informasi ini dengan berbagai macam cara, untuk kemudian mengambil suatu tindakan. Tindakan ini biasanya dilakukan melalui suatu kendali, misalnya suatu   tombol, kenop, engkol atau pengungkit.

Dalam merancang alat kendali untuk penggunaan manusia yang efektif harus ditetapkan alat kendali yang paling tepat untuk pekerjaannya. Alat kendali dapat sesuai atau tidak sesuai. Tombol pijat baik untuk menstater mobil, tetapi tidak baik untuk mengemudikannya. Ada berbagai macam alat kendali, seperti tombol tangan, tombol kaki, berbagai macam sakelar, kenop, roda, penggungit, pedal, dan lain-lain yang masing-masing memiliki tujuan penggunaan untuk pekerjaan tertentu.
Lebih baru Lebih lama

Please click the cross to exit!

Contact Me