Ketakutan yang bisa mewujudkan impian

Tak satupun manusia dimuka bumi ini yang tak luput dari yang namanya impian. Setiap orang dalam tujuan hidupnya pasti memiliki impian yang menjadi dasar akan cita-citanya yang luhur.


Kaidahnya setiap orang mempunyai kebebasan penuh dalam memilih dan menentukan impiannya. Pula untuk mewujudkannya selalu dihadapkan pada penyerta yang akan menjadi penghambat dalam menghentikan laju impianmu.


Tahukah kamu jika hambatan yang ada itu bisa menjadi titik pelejitmu untuk konsisten berada dalam satu jalan demi mewujudkan impian tersebut?



Tak sedikit manusia yang sadar bahkan tanpa sadar sedang terjebak diantara masa lalu dan masa depannya. 


Menyadari begitu banyak waktu terbuang sia-sia dimasa lalu yang telah dilaluinya tanpa ada perlakuan yang berarti. Hingga sampai pada masanya, sekarang kamu merasa bingung akan hal apa yang harus dilakukan demi mewujudkan impian dimasa depan.


Pernah mencoba menapaki langkah demi langkah namun selalu dihadapkan pada situasi yang membuatmu gagal untuk lanjut ke tahap berikutnya. Alih-alih sudah merasa cukup dengan kemampuan yang sudah dikerahkan, kamu malah terbiasa dan membiasakan berada di zona nyaman.


Buruknya lagi, merasa bahwa zona ini adalah bagian dimana kamu bisa menjalani hidup lebih aman tanpa adanya bayang-bayang, belenggu ketakutan, dihantui kegagalan, dan ketidakpastian akan sesuatu. Perlu kamu ingat jika mengalami kegagalan maka yang perlu diubah adalah strategimu, bukan tujuannya.


Keinginanmu yang kuat dalam mewujudkan impian akhirnya harus rela dikalahkan oleh mental menyerahmu yang secara tak langsung melabeli diri sendiri dengan istilah tak mampu, pengecut! Kan?

Alhasil semuanya menjadi kiasan saja: angan-angan yang hanya bisa kamu khayalkan dikala waktu senggang menyapa.


Pernahkah kamu melihat seorang Tunawisma atau Pemulung dijalanan ibu kota? 


Ada pelajaran sederhana yang bisa kita manipulasi dari mereka. Mari kita kemas!


Hampir setiap hari mereka menjual kreativitasnya dengan bernyanyi sambil memainkan alat musik sederhana ditangannya. Berharap mendapatkan simpati pengguna jalan raya agar memberikan sebagian uangnya untuk kemudian mereka kumpulkan.


Disetiap bahu jalanan ibu kota selalu saja dijumpai sepasang suami istri berpakaian lusuh dengan gerobak dorong berisikan segunung kardus dan barang-barang bekas. Tak jarang juga terlihat seorang anak kecil yang mereka tumpangkan diatas tumpukan barang rongsoknya.

Dalam benak mereka, hari ini mereka harus mendapatkan cukup uang agar mereka bisa makan sebungkus nasi untuk bertahan hidup ditengah kerasnya gempuran hidup di ibu kota.


Sehari saja pengamen tak memainkan alat musiknya atau pemulung tak menyusuri jalanan dengan gerobaknya, mereka sangat cemas dan merasa takut kalau hari ini atau besok nusa mereka tak bisa membeli makan untuk sekedar mengisi perutnya yang kosong.


Dari rasa cemas itulah mereka ketakutan jika hari besok dan seterusnya mereka tak bisa makan. Jika kalian tanya impian mereka, mereka menjawab hanya pada kisaran soal sambung menyambung hidup dan bagaimana nanti mereka dapat mengisi perut. Tak banyak yang bisa mereka lakukan selain dengan tampil dan mengitari jalanan.


Itulah kenapa, cemas dan rasa takut yang kamu miliki sekarang harusnya bisa dimanipulasi agar terus dan tetap melangkah dengan berbuat sesuatu hal demi menggapai impianmu dimasa depan.


Pikirkan saja apa yang menjadi ketakutanmu dimasa sekarang dan mulailah menatanya jika tak ingin masa depanmu berada dalam siklus belenggu penyesalan yang tak berkesudahan.


Lebih baru Lebih lama

Please click the cross to exit!

Contact Me